Begini Cara Mencegah Diare Paling Aman dan Ampuh, Yuk Terapkan!
Gambar hanya ilustrasi

Hati-hati Ternyata Ini Penyebab Disentri, Kenali Tanda-tandanya Sejak Dini

Diposting pada

Senarai.co – Disentri sering dianggap sekadar diare biasa, padahal kondisi ini jauh lebih serius dan memerlukan penanganan khusus. Penyakit ini ditandai dengan diare berdarah dan lendir, disertai kram perut hebat. Yuk, kenali berbagai penyebab disentri dan tanda-tandanya agar kamu bisa mengambil langkah tepat sebelum kondisi bertambah parah.

Infeksi Bakteri Shigella, Penyebab Utama

Bakteri Shigella menjadi penyebab sekitar 60-70% kasus disentri di dunia. Mikroorganisme ini menghasilkan toksin yang merusak lapisan usus besar, menyebabkan peradangan dan perdarahan.

Infeksi biasanya terjadi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Penularan juga bisa terjadi dari tangan yang tidak dicuci setelah kontak dengan tinja penderita.

Menurut data WHO, infeksi Shigella menyebabkan sekitar 165 juta kasus disentri setiap tahunnya di seluruh dunia, dengan kematian mencapai 600.000 kasus.

Baca Juga: Waspadai 5 Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan yang Sering Menyerang

Entamoeba Histolytica, Parasit Berbahaya

Parasit amoeba ini menyebabkan disentri amoeba yang gejalanya bisa lebih berat daripada disentri bakteri. Parasit ini menginvasi dinding usus dan membentuk ulkus yang menyebabkan perdarahan.

Penyebaran terjadi melalui makanan dan air yang terkontaminasi kista amoeba. Masa inkubasinya lebih lama daripada disentri bakteri, bisa mencapai 1-4 minggu setelah terpapar.

Disentri amoeba lebih umum di daerah dengan sanitasi buruk. Parasit ini dapat bertahan di lingkungan luar tubuh dalam bentuk kista yang resisten.

Kebersihan yang Buruk, Faktor Risiko Penting

Kurangnya akses air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai meningkatkan risiko penularan disentri secara signifikan. Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun menjadi pintu masuk utama patogen.

Pengolahan makanan yang tidak higienis, seperti menggunakan air terkontaminasi untuk mencuci bahan makanan, juga berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit ini.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa daerah dengan cakupan sanitasi dasar rendah memiliki angka kejadian disentri yang lebih tinggi.

Baca Juga: 7 Langkah Mencuci Tangan yang Benar untuk Cegah Penyakit Menular

Kepadatan Penduduk dan Sanitasi Lingkungan

Lingkungan padat penduduk dengan sistem pembuangan limbah yang tidak memadai mempermudah penyebaran kuman penyebab disentri. Kontaminasi sumber air minum oleh tinja manusia menjadi masalah utama.

Banjir dan bencana alam sering diikuti wabah disentri karena rusaknya infrastruktur sanitasi dan tercemarnya sumber air bersih.

WHO mencatat bahwa 88% kematian akibat disentri terkait dengan air yang tidak aman, sanitasi tidak memadai, dan kebersihan yang buruk.

Tanda-tanda Disentri yang Harus Diwaspadai

Mengenali gejala sejak dini sangat penting untuk penanganan cepat. Berikut tanda-tanda disentri yang perlu diperhatikan:

  • Diare Berdarah – Tinja mengandung darah segar atau lendir berdarah, biasanya dengan frekuensi lebih dari 10 kali sehari
  • Kram Perut Hebat – Nyeri perut bagian bawah yang intens, sering kali disertai tenesmus (rasa ingin BAB terus menerus)
  • Demam Tinggi – Suhu tubuh bisa mencapai 38-40°C, terutama pada disentri bakteri
  • Mual dan Muntah – Terjadi pada sebagian besar kasus, menyebabkan risiko dehidrasi meningkat
  • Lemas dan Pusing – Akibat kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui diare

Faktor Risiko Lainnya yang Perlu Diperhatikan

Beberapa kondisi membuat seseorang lebih rentan terkena disentri. Faktor-faktor berikut meningkatkan kerentanan terhadap infeksi:

  • Usia – Anak balita dan lansia memiliki sistem imun yang lebih lemah
  • Sistem Imun Lemah – Penderita HIV/AIDS, kanker, atau pengguna obat imunosupresan
  • Perjalanan ke Daerah Endemik – Wisatawan ke daerah dengan sanitasi buruk berisiko tinggi
  • Kondisi Gizi Buruk – Malnutrisi melemahkan pertahanan tubuh terhadap infeksi

Baca Juga: 10 Makanan untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Secara Alami

Komplikasi yang Bisa Terjadi Jika Tidak Ditangani

Disentri yang tidak mendapatkan penanganan tepat dapat menyebabkan komplikasi serius. Beberapa di antaranya bahkan mengancam jiwa:

  • Dehidrasi Berat – Kehilangan cairan masif melalui diare dan muntah
  • Syok Septik – Pada infeksi bakteri berat yang menyebar ke aliran darah
  • Sindrom Hemolitik Uremik – Komplikasi langka tapi berbahaya, terutama pada anak
  • Abses Hati Ameba – Pada disentri amoeba, parasit dapat menyebar ke organ hati
  • Megakolon Toksik – Pembesaran usus besar yang berpotensi pecah

Pencegahan Lebih Baik daripada Mengobati

Menerapkan langkah-langkah pencegahan efektif mengurangi risiko terkena disentri. Beberapa kebiasaan sederhana ini bisa membuat perbedaan besar:

  • Cuci Tangan Rutin – Dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah dari toilet
  • Konsumsi Air Bersih – Minum air matang atau air kemasan bermerek terpercaya
  • Jaga Kebersihan Makanan – Cuci sayuran dan buah dengan air bersih, masak makanan hingga matang
  • Sanitasi Lingkungan – Pastikan tempat tinggal memiliki sistem pembuangan limbah yang baik
  • Hindari Makanan Berisiko – Kurangi konsumsi makanan mentah atau setengah matang di tempat dengan sanitasi dipertanyakan

Baca Juga: 7 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan Setiap Hari

Mengetahui penyebab dan tanda-tanda disentri sejak dini merupakan langkah penting untuk mencegah komplikasi serius. Penyakit ini tidak boleh dianggap remeh karena dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Jika kamu atau keluarga mengalami gejala seperti diare berdarah disertai demam tinggi, segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Ingat, pencegahan melalui kebersihan diri dan lingkungan tetap menjadi kunci utama!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *